Sadarkan Aku Akan Kepahitan Cinta



Sekiranya rasa 'manis' pada sesuatu tak akan selamanya menetap, pasti suatu saat akan digantikan posisinya oleh rasa 'pahit' dan bahkan pada ketidakadaan rasa lagi..
Begitu pula dengan yang dinamakan 'perasaan', suatu kata yang sulit ditafsirkan hanya dengan memamerkan logika untuk menelaah semua tentangnya.. Itu tak semudah yang dibayangkan. 
Kadang aku percaya akan adanya yang dinamakan 'Cinta Sejati' namun mengapa rasanya sulit untuk ku percaya bahwa itu hanyalah sekedar 'kata-kata' saja.. Tak ada sebenar-benarnya cinta sejati.. Alasan yang cukup bijak tuk aku katakan adalah karena aku sendiri belum ~ah atau mungkin tidak. ~Yah tak pernah menemuinya...
Bukan hanya sekedar rangkaian kata-kata kosong yang tak dapat dipertanggungjawabkan yang kemudian membuat pernyataan 'kejam' akan ketidakberadaan cinta sejati yang dimaksud. Namun ini hanya sekedar segelintir ungkapan sebagai sebuah curahan dari hati yang kini tengah 'lelah'.. Oh, mengapa? Mengapa lelah? Ya~ lelah akan segala sesuatu yang hanya bisa memberi sumbangsi akan kesakitan yang tiada hentinya. 
Ketika telah tiba pada insan yang aku sendiri kadang tak mengerti apa yang 'mereka' yang sebahagian dari mereka mengklaim sebagai manusia dengan penuh kegagahan - Pria - ya. Pria. Mereka. Aku malah tak pernah dapat melihat sisi kosong tuk ku merasukinya dan mengetahui isi hati dan pikiran mereka.. Kadang kala aku berpikir menyerah 'tuk mengetahui sisi mana yang harus kukatakan sejati dari mereka? Sisi mana yang harus kuketahui, sehingga aku mendapati kesetiaan dari hati sebahagian mereka yang memang benar miliki 'bubuk kesetiaan' yang kelak akan dapat tuk kujadikan alasan akan pembuktian 'cinta sejati' yang awalnya sulit bahkan nyaris saja tak ada asa dan alasan tuk percaya akan hal yang demikian..
Rasa yang begitu dan begitu indah, begitu manis, daaan begitu 'segalanya' yang indah yang ada di dunia ini melebihi segala sesuatu yang indah yang pernah ada dalam bayang angan kita di awal aku membiarkan hati ini menari dan menjalin keterikatan bersama hati yang sama sekali tak kuketahui apa ia memang benar-benar kan menjadi 'sejati' di atas sakralnya 'kata cinta' atas nama 'ketulusan'
Hhh.. Namun.. Apa?! Kini ku hanya dapat menghela napas, memberikan sinyal ketabahan atas semua yang telah dan kini merasuk menyakiti, membunuh cita dan asa akan 'cinta sejati' yang kiranya baru saja kutemukan.. Pada kenyataannya.. Ia hanyalah ombak-ombak yang berdusta pada batu karang yang dihempasnya.. 'Batu karang' yang begitu setia, yang demikian berbesar hati untuk dihempas oleh kerasnya kedatangan 'ombak-ombak'.. Namun apa balasannya?! Hati ini kini telah ternoda , telah banyak menyia-nyiakan dirinya pada hati yang keji yang tak pernah sebenar-benarnya menaruh hati padanya..
Dan.. Kini aku berterima kasih pada 'Kenyataan' yang begitu berbaik hati memberiku sinyal 'kesakitan' yang memang terkadang harus kita terima walau itu sakit!
Terima kasih atas cinta yang begitu penuh akan dusta yang aku bersyukur hanya sejenak saja kau suntikkan pada diri ini.. Dan kini, enyahlah bersama kehancuranmu, bersahabatlah bersama dusta dan segala tipu daya akan bahkan 'sakralnya kata cinta' tak mampu menghalaumu menebar racun kesakitan itu. Ya~ kau memang sangat akan pantas berlayar bersama dustamu!
Dan kenyataan, iming-iming kebahagiaan semu di atas segala kekejaman atas hati telah membuka mata hati ini lebar-lebar akan kepahitan Cinta yang bukan tanpa alasan.
 ~Ririn Arnita Sari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siklus yang Aneh Namun Manis

Kesakitan Yang Kini Meronta

Kuperkenalkan Kalbu Nan Suci Ini