Postingan

Sebuah Kata bernama "Harapan Yang Pupus"

        Sadar akan perbedaan tipis antara kata2 yang sepertinya insan muda seringkali menggunakannya 'GR' yang tidak lain dan tidak bukan adalah 'gede rasa' dengan yang lebih bisa dikatakan hangat di lisannya para remaja, yaitu apa yang disebut sebagai 'PHP' yang merupakan 'Pemberi Harapan Palsu'..        Namun, tahukah kalian, In my humble opinion, ketika kalian memberi perhatian yang pada saat yang bersamaan s edikit menjadi penawar akan 'racun' kesakitan yang tengah meringkup di dalam aliran daraah merasuk hingga bagian terdalam hati, kalian takkan pernah tahu 'perhatian' seperti itu terkdang bagi kami, sebut saja 'wanita' makhluk lembut nan elok namun kadang tak miliki daya.. Kami dianggap terlalu begitu berharap hingga kalian terkdang lelaki, menganggap kami terlalu memikirkan perasaan. Kami tahu, kami begitu bermain dan begitu larut dalam larutan perasaan tak tentu.. Ini bukan sepenuhnya kesalahan kami. Namu

Rasa seperti apa ini?

Di sini.. Di bangku usang kecil ini.. Aku mulai membisikkan pesan kecil kepada sekelumit pikiran yang kini mulai terasa tak tenteram.. entah mengapa~ aku juga tak tahu apa yang kini membuatku begitu resah~ Sulit rasanya lisan ini tuk mengungkapnya... Aku berdo'a dan berharap rasa ini tak terus menerus mengecam hati dan semakin menambah kegundahannya yang kini ku merasa itu sudah cukup membuatku menderita. Aku merasa perlu bersahabat dengan seorang 'musuh' atau~ yang bisa saja jadi 'musuh' yah maaf karena aku amat bingung bagaimana mengindahkannya?~ahh mungkin tidak perlu.. karena ia hanya bisa menyusahkanku saja. DILEMA . Apa itu? Apa yang telah kau lakukan pada hati yang sedari dulu jauh sebelum engkau datang dan mengacaukan segalanya! Yah kau mengacau pikiran ini. Saat ini aku tak akan bisa membawa diriku dalam ketenangan dan kedamaian yang senantiasa aku rasakan jauh sebelum engkau datang dan menikam logika, membawa kepada titik yang dekat dengan keterpu

Kuperkenalkan Kalbu Nan Suci Ini

Mengenal dunia baru sama halnya ketika ketika kita mulai mengenal teman dan sahabat baru yang menyenangkan, terdapat berbagai rasa 'menggelitik' dan cukup menyenangkan dan --mungkin saja sedikit terlihat 'gugup' ~yah bahkan mungkin sangat gugup. Mengapa? Aku juga tak mengerti. Mungkin semua apa yang dinamakan dengan rasa - segala sesuatu yang mendeskripsikan isi dari sahabatnya, yakni 'perasaan'.. Perkenalan yang bisa saja berujung pada dua muara dengan sisi perbedaan yang sangat mendalam yang kusebut ia dengan 'kebahagiaan' atau sedikit 'kesakitan'. Entah mengapa diri ini tak pernah memiliki daya untuk tahu kemana arah 'perasaan' akan berjejak, sampai tiba pada saatnya sang 'waktu' yang menjawab semua itu, semua yang berkelumit di angan-angan pikiran yang kini tengah melayang, terbang ke pulau khayalan entah berantah.. Lisan tak kuasa menahan hasrat untuk tak menitip 'asa' pada hal yang ' sebenarnya ' telah

Siklus yang Aneh Namun Manis

Rintik hujan yang turun dari keindahan langit yang kemudian kian membawaku ke dalam imajinasi tanpa batas menari dalam bayang angan seindah impian yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.. Lamunan panjang yang semakin dalam membangunkan logika dari lamunan tuk tak turut campur dalam hal menghalau si 'pemeran utama' - Imajinasi - diri yang begitu termuat dalam perasaan yang kini semakin dan akan semakin jauh berlayar bersama dengan keindahan yang sampai saat ini belum jua menampakkan kesungguhannya untuk menjadi suatu hal yang nyata. Ketika lisanku harus selalu beringsut dan membuka setiap lembaran dan tak pernah dapat 'tuk tak bersiul menyanyikan alunan nada untuknya sang ' Cinta ', ketika sahabat yang selalu setia dan tak pernah ternoda oleh dusta akan siasat kebohongan yang hanya mencoba menggagalkan kesucian yang telah lama terbangun dalam keharmonisan di atas segala benih-benih kesetiaan yang senantiasa menjadi benih yang ketika ' Hati ' dengan se

Menapaki Ranah Yang Kadang Penuh Lara

Seringkali dan bahkan mungkin hampir setiap saat ku berpikir mengenai arti nyata kehidupan ini.. Menelusuri tiap likunya dan meraba setiap sisi ketidaktampakan kelembutan yang semakin lama kian membangkitkan hasrat untuk menemui apa yang dinamakan 'kebahagiaan dalam hidup'. Namun entah mengapa dan bagaimana bisa semakin ku berusaha menemukan kebahagiaan itu, merelai semua angan akan 'godaan' yang pula kian mencoba menggagalkannya semakin jauh ia menghilang bahkan untuk mengecup bayang kebahagiaan itu pun amat sulit rasanya. Aku tahu, cukup dan mungkin sudah semakin tahu, bahwa kebahagiaan yang sebenar-benarnya ketika kita berusaha memiliki imajinasi dalam menikmati tiap kesakitan dalam hal apapun.. Tapi, tapi.. Aku tak mau jadi pendusta pada diriku, ragaku yang kini terlihat semakin lemah, lemah pada batin yang lelah akan semua kepedihan dan kekejaman kehidupan yang kadang kala singgah tanpa menyudahi tebaran 'racun' yang akan membawa kita

Sadarkan Aku Akan Kepahitan Cinta

Sekiranya rasa ' manis ' pada sesuatu tak akan selamanya menetap, pasti suatu saat akan digantikan posisinya oleh rasa 'pahit' dan bahkan pada ketidakadaan rasa lagi.. Begitu pula dengan yang dinamakan 'perasaan', suatu kata yang sulit ditafsirkan hanya dengan memamerkan logika untuk menelaah semua tentangnya.. Itu tak semudah yang dibayangkan.  Kadang aku percaya akan adanya yang dinamakan 'Cinta Sejati' namun mengapa rasanya sulit untuk ku percaya bahwa itu hanyalah sekedar 'kata-kata' saja.. Tak ada sebenar-benarnya cinta sejati.. Alasan yang cukup bijak tuk aku katakan adalah karena aku sendiri belum ~ah atau mungkin tidak. ~Yah tak pernah menemuinya... Bukan hanya sekedar rangkaian kata-kata kosong yang tak dapat dipertanggungjawabkan yang kemudian membuat pernyataan 'kejam' akan ketidakberadaan cinta sejati yang dimaksud. Namun ini hanya sekedar segelintir ungkapan sebagai sebuah curahan dari hati yang kini tengah

Cinta Belum Menemukan Naungan yang Tepat

Berbica ra mengenai tempat kita berlindung dan membenahi hidup saat ini, yah~ sebut saja ini sebagai sebuah 'benda' di mana 'ia' akan sangat ramah pada kita, ketika kita tepat bertemu dengannya dan ia memang telah diperuntukkan untuk menyatu dengan kita.. Namun, hal ini akan sulit ketika naungan yang kita anggap selama ini telah menjadi suatu bagian dari hidup kita yang telah kita denotasikan 'pas' untuk kita naunngi, untuk menjadi teman di saat-saat air mata harus berlinang tanpa ada rasa malu sedikitpun disaksikan olehnya dan seisinya. Bak mawar yang belum saatnya ditemukan oleh jemari pemiliknya. Seperti ini pula jika kita menemui hati kita yang sedianya diisikan oleh ALLAH S.W.T., rasa 'Cinta' yang begitu kuat, begitu perasa, dan lemah di saat-saat itu dibutuhkan, dan.. Bisa saja seketika berubah menjadi hati dengan amarah nan membara ketika disulut api dusta yang tanpa disangka menggores kesucian yang telah disuguhkan bersama tiang 'keset