Cinta Bukan Sekedar Alunan Nada dan Kata



                  'CINTA' semenjak aku lahir dan aku yang saat ini berada di sini dan mengukir kata-kata yang saat ini juga kuungkapkan melalui blog ini..
                  Aku. Yah mungkin takkan cukup jika hanya 'Aku' namun kamu, ~ahh namun itu belum jua cukup. Mungkin lebih tepatnya jika ku mengatakan, 'Aku, Kamu, Kalian, dan semua insan yang berjalan di atas semua angan dan mimpi indahnya.. Kita telah sangat akrab dengan belaian kata bernama - CINTA - aku seringkali mendengar bahkan 'menyimpannya dengan sangat hati-hati' atas kata-kata yang seringkali diucapkan oleh para pembijak kehidupan.. Kata-katanya "...Kita dibesarkan dengan cinta dan kita hidup dengan Cinta'. Yaah~ Kata-kata demikian seketika membangkitkan semangat kita akan ketululusan kata CINTA yang sebegitu 'sakralnya'.
                Aku senantiasa membayangkan dengan imajinasi yang tergambar amat nyata mengenai "Ketulusan Cinta" yang demikian membuat kita dapat bertahan hingga saat ini - itu kata sebagian insan - menurutku.. Mengapa? Oh dan mengapa sampai lisan dan logika yang mulai tergelitik ini seakan begitu lancang mengatakan 'hanya sebahagian'. YA... Sekarang, aku siap 'tuk menjawabnya.. Hmm.. Logika yang terusik ini
bukan hanya sekedar sekelumit pikiran yang mempertimbangkan segala sesuatunya bukan dengan matang dan asal berlalu saja.. Namun, semuanya ini punya alasan..
               Sedemikian banyaknya '
CINTA' ahh~ Mungkin saat ini kurang etis jika berkata banyak
CINTA namun keperihan batin yang terkoyak lebih banyak memandang 'KATA CINTA' dibanding 'CINTA' itu sendiri.. Mungkin kalian bertanya-tanya akan hal ini. Apa bedanya? Segalanya terlihat tersusun rapi atas dasar Cinta kok! Namun, tolong, batin ini meminta kalian meresapi dan bangunlah segelintir imajinasi akan hal yang cukup rumit ini.. Saat ini kita lebih sering mendengar 'KATA CINTA' dibanding pembuktian CINTA itu sendiri, bukan? Sebegitu banyaknya lisan tak bertanggung jawab, mengucapkan CINTA tanpa rasa penyesalan sedikit pun, tanpa rasa iba akan dirinya sendiri yang bahkan ranting pohon beratus tahun lamanya masih 'setia' pada pohon yang menemaninya selama ini..
              Air mata ini tak punya alasan tuk tak mengucur menetes menggenangi daratan pada guratan pipi yang merasa sangat 'berdosa' untuk menampungnya hanya untuk sebuah kekecewaan yang disia-siakan tanpa pernah dipandang berarti secuil pun!! Aku tak bodoh! Mataku sangat akan dapat melihat ketika banyaknya CINTA dari hati yang suci dan tulus tanpa balasan disia-siakan dan dibiarkan berlalu bahkan tanpa sapaan kata 'maaf' akan kekejaman dusta yang telah menusuk ribuan bahkan jutaan kali padanya.. Sungguh miris melihat banyaknya CINTA dunia yang INDAH ini masih dihuni oleh Penyia-nyia Cinta yang seharusnya berada bersama kehancurannya! Pergilah kau, bawalah 'kata cinta' mu yang selamanya hanya akan menjadi KATA saja.. Takkan pernah terwujud dengan kasih sayang yang suci.. Terkecuali jika kau membasuhnya dengan air suci atas nama kesetiaan...



~ RIRIN ARNITA SARI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesakitan Yang Kini Meronta

Siklus yang Aneh Namun Manis

Sebuah Kata Bernama "Harapan Pupus"